1. Kepemimpinan Perusahaan
Pengertian KepemimpinanBeberapa pengertian pemimpin menurut para
ahli adalah sebagai berikut: Pemimpinadalah merupakan inisiator, motivator,
stimulator, dinamisator, dan inovator dalam organisasi(Kartono, 2006:10).
Pemimpin seseorang yang karena kecakapan
–
kecakapan pribadinyadengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnyauntuk mengarahkan upaya bersama kearah
pencapaian sasaran
–
sasaran tertentu (Winardi,2000:2). Menurut Terry dan Frankin
mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimanaseseorang (pemimpin) mempengaruhi
orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas
–
tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan
organisasi atau kelompok(Yuli, 2005:166).Proses untuk menjadi seorang pemimpin
bisa terlahir secara alami dan bisa melalui prose pendidikan ,pucuk
pimpinan yang kuat bisa terbentuk dengan dua syarat utama,pertamaadanya
figur pemimpin yang berani ,berkharacter ,visioner,dan tulus hati.Yaitu pemimpinyang
berani mengambil keputusan .Manajemen sering dikacaukan dengan
kepemimpinan,Bennis dan Nanus (1985).Kepemimpinan lebih berhubungan dengan
efektifitas,sedangkan manajemen
lebih berhubungan dengan efisiensi,Bennis mengatakan bahwa pemimpin
do the rightthings
,sedangkan manajer
do the things right.
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi
manajer,para manajer
merupakan pemimpin(dalam organisasi mereka )sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer.Seorang
manajer menurut Drucker (1966)adalah seorang pekerja pengetahuan
(knoledgeworker),maka masukam dari seorang manajer adalah berbagai bertuk
informasi misalnyagagasan-gagasan ,jawaban terhadap masalah
,kesimpulan,keputusan,perintah dan sebagainya.Kepemimpinan merupakan pengertian
yang meliputi segala macam situasi dan dinamis,yang berisi:a.Seorang
manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang untuk
memimpin b.Bawahan yang dipimpin,yang membantu ,manajer sesuai tugas
masing-masing.c.Tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh menejer bersama-sama
dengan bawahanya.
(Dr.Ir.Minto Waluyo,M.M
2012 Psikologi Industri )
DuBrin (2005:3)
mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak
orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara
mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang
menyebabkan orang lain bertindak atau merespons
danmenimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis
penting yang danmengkoordinasikanorganisasi dalam rangka mencapai
tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diridan dukungan diantara
bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.Siagian (2002:62)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseoranguntuk mempengaruhi
orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa sehingga orang lain itumau
melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin
tidakdisenanginya. Nimran (2004:64) mengemukakan bahwa kepemimpinan atau leadershipadalah
merupakan suatu proses mempengaruhi perilaku orang lain
agar berperilaku sepertiyang akan dikehendaki. Robbins (1996:39)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalahsebagai kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.Siagian (2002:66)
mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan
dalamorganisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat
interpersonal, perananyang bersifat informasional, dan peran pengambilan
keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal
dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin
dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan,dan
seorang pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung.Peranan yang bersifat
informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalamorganisasi mempunyai
peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi.Sedangkan peran
pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa
pemimpinmempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa
strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil
peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan
konsisten.Mintzberg dalam Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4) mengemukakan
bahwa perankepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi,
motivator, penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Yasin (2001:6) mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau
pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi yangdiperlukan usaha-usaha pribadi pimpinan. Anoraga et al. (1995) dalam Tika (2006:64)mengemukakan
bahwa ada sembilan peranan kepemimpinan seorang dalam organisasi
yaitu pemimpin sebagai perencana, pemimpin sebagai
pembuat kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai pelaksana, pemimpin sebagai pengendali, pemimpin sebagai pemberihadiah atau
hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol,
pemimpinsebagai tempat menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai
pengganti perananggota lain.(
126 Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan VOL.10, NO. 2, September2008:
124-135 )
2. Pola Hubungan antartenaga
kerja dalam Perusahaan
Dalam organisasi formal dapat kita bedakan dua macam manajer sebagai pemimpin,pertama yang mengepalai keseluruhan organisasi,kedua yang mengepalai satu bagian
atau satu unit dari organisasi.Pemimpin yang mengepalai seluruh organisasi
adalah manajer puncak (direkturutama,direktur,general manajer).Tenaga kerja
sebagai komponen manusia dalam sistem organisasi berhungan secaraterus-menerus
dengan para tenaga kerja lainya.Setiap tenaga kerja memiliki pola hubunganantar
tenaga kerja .Pola hubungan antartenaga kerja pada tingkat:1.Manajemen puncak2.
Managemen madya3.Manajemen pertama4.Tenaga kerja produktif
a.
Pola
Hubungan Antartenaga kerja Tingat manajemen puncak
Manajemen puncak lebih
banyak berhubungan dengan orang-orang yang bekerja diluarOrganisasi
perusahaanya ( seperti pejabat pemerintah , para nasabah /langganan
).Karenamereka harus peka terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar
perusahaanya yangmempengaruhi kelancaran perkembangan usahanya.Manajer puncak
langsung memimpin
bawahanya,Karena itu kepribadian manajer puncak sistem nilainya ,sikap-sikap dan perilakunya
mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi perusahaan.
b.
Pola hubungan Antartenaga Kerja pada Tingkat Manjemen
Madya
Manajemen Madya mempunyai hubungan dengan atasan ,rekan setingkat
dan bawahanyang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan.Disamping itu
manajer Madya juga
perlu berhubungan orang-orang diluar perusahaan .ia mempunyai peran ganda berperan sebagai bawahan
,rekan,atasan dan wakil dari perusahaan.Manajer madya merupakan penghubung
yang sangat penting dan yang sangat
kreatifantara tingkat-tingkat manajemen rendah dan tinggi Kepemimpinanya lebih bercorak peroranagan.
Manajer Madya lebih banyak menghadapi manajer bawahanya secara sendidi-sendir dari
pada secara kelompok.Pengaruh kepemimpinanya akan dirasakan
oleh seluruhkesatuan kerja yang dipimpinya.
c.
Pola hubungan AntarTtenaga Kerja Tngkat Manajemen Pertama
Manajer pertama memiliki pola hubungan antartenaga kerja yang
serupa dengan polahubungan antartenaga kerja tingkat manajemen madya.Ia juga
sebagai atasan,bawahan,rekandan wakil perusahaan .Bedanya ialah bawahanya bukan
memegang jabatan pimpinan.manajer pertama juga
disebut sebagai tenaga kerja yang berada ditengah
(the man in the middle,pelit,1975).Jika pandangan antara kedua belah berbeda ,maka manajer akan merasaterjepit,Kepemimpinanya
sangat ditentukan oleh keadaan ini.pola umumnya tingkat interaksiantar tenaga
kerja pada tingkatan organisasi yang lebih tinggi.
d.
Pola hubungan
Antartenaga Kerja Tingkat Tenaga Kerja Produktif
Pekerja,tenaga kerja
Produktif,yang menduduki jabatan terendah dalam
organisasi perusahaan,berhubungan dengan rekan dan atasan saja.Untuk jabatan tertentu mereka berhubungan dengan orang atau tenaga kerja lainya. Peran utam,anya ia dapat melihatkesamping
dan keatas saja.Namun demikian dapat memberikan
pengaruh yang nyata padakeberhasilan kepemimpinan
atasanya.Pola hubungan antartenaga kerja bersifat
hubungan ketergantungan.Setiap tenaga kerjadalam pelaksaan pekerjaanya
pekerjaanya tergantung pada tenaga kerjalainya.Ketergantungan ini merupakan
ketergantungan yang seimbang ( masing-masing tenagakerja memerlukan tenaga
kerja lain dalam derajat yang sama).
Hubungan antara atasan bawahan pada semua tingkat organisasi merupakan hubunganketergantungan
yang tidak seimbang.Atasan mempunyai kewenangan yang lebih besardaripada
bawahanya.ia dapat menilai dan menentukan perkembangan
bawahanya.Bawahan pada umumnya
akan tergantung dari ata
san dari pada sebaliknya’ Kecuali kalau bawahanya
dapat menyusun kekuatan (misalnya ,serikat kerja,kelompok manajer
pertama,kelompokmanajer madya),jika misalnya pekerja kurang diperlakukan secara
adil oleh perusahaan (upah terlalu rendah,atasan terlalu kasar) maka serikat
kerja dapat mengajukan tuntutan untukmembela dan memperjuangkan hak
anggotanya/pekerjanya,keadaan lain dimana atasanmungkin merasa lebih tergantung
pada bawahanya,Jika pada keadaan tersebut atasan menyadari ketergantunganya
yang lebih besar pada bawahanya
daripada sebaliknya .seorang sekertaris dapat mengatur kegiatan atasanya dalam pertemuan nya dengan orang-orang dalam maupun dari luar perusahaan sesuai dengan apayang
ia pandang penting. Atasan dapat memberi tekanan pada rasa ketergantungan dari bawahan,dapat pula berusaha mengurangi rasa ketergantungan bawahan .Corak hubunganatasan
bawahan ini mencerminkan kepemimpinan atasan yang menentukan
keberhasilanyasebagai pemimpin
.(Munandar,Sunyoto,2001,Psikologi
Industri dan Organisasi )
Hubungan antara atasan bawahan pada semua tingkat organisasi merupakan hubunganketergantungan
yang tidak seimbang.Atasan mempunyai kewenangan yang lebih besardaripada
bawahanya.ia dapat menilai dan menentukan perkembangan
bawahanya.Bawahan pada umumnya akan tergantung dari ata
san dari pada sebaliknya’ Kecuali kalau bawahanya
dapat menyusun kekuatan (misalnya ,serikat kerja,kelompok manajer
pertama,kelompokmanajer madya),jika misalnya pekerja kurang diperlakukan secara
adil oleh perusahaan (upah terlalu rendah,atasan terlalu kasar) maka serikat
kerja dapat mengajukan tuntutan untukmembela dan memperjuangkan hak
anggotanya/pekerjanya,keadaan lain dimana atasanmungkin merasa lebih tergantung
pada bawahanya,Jika pada keadaan tersebut atasan menyadari ketergantunganya
yang lebih besar pada bawahanya
daripada sebaliknya .seorang sekertaris dapat mengatur kegiatan atasanya dalam pertemuan nya dengan orang-orang dalam maupun dari luar perusahaan sesuai dengan apayang
ia pandang penting. Atasan dapat memberi tekanan pada rasa ketergantungan
dari bawahan,dapat pula berusaha mengurangi rasa ketergantungan bawahan .Corak hubunganatasan
bawahan ini mencerminkan kepemimpinan atasan yang menentukan
keberhasilanyasebagai pemimpin
.(Munandar,Sunyoto,2001,Psikologi Industri dan Organisasi )
3. Ciri ciri Kepemimpinan
a.
Jadilah
pendengar yang baik
Carl Rogers,seorang pakar
dibidang psikologi,pernah berkata bahwa penghalang yangterbesar untuk melakukan
komunikasi pribadi adalah ketidaksanggupan seseorang untukmendengarkan dengan baik,dengan
penuh pengertian dan perhatian kepada orang lain,tugasuntuk membimbing dan
melatih seseorang merupakan salah satu hal terpenting yang perludiinggat
.Ketika Anda sedang berbicara dengan bawahan anda jagalah agar Anda tidak
terlalu banyak bicara,melainkan lebih banyak mendengarkan keluhan dan masukan dari bawahanAnda.Kesediaan
untuk mendengar akan memberi kesmpatan kepada bawahan untukmenutarakan
keinginan dan pendapatnya.Dengar mendengar berarti Andamemperhatikanya,meskipun
demikian mendengarkan tidaklah selalu berarti bahwa
anda percaya terhadap segala yang Anda dengar.Tentu saja untuk dapat menjadi pendengar yang baik
dibutuhkan kesabaran dan kerendahan hati.
b.
Kenali
Pekerjaan yang Dilakukan
Kita sering melakukan kesalahan dalam menginterprestasi dan
menilai hasil kerjaseseorang sebagai akibat dari suatu pandangan dan
pengetahuan yang dangkal sekali
tentang pekerjaan orang tersebut jika Anda seorang atasan maka seharusnya Anda mengetahui apayang
wajib dan baik untuk dikerjakan atau diselesaikan bawahan Anda. Anda harus
dapatmengetahui secara pasti apakah bawahan Anda mengerjakan tugas dengan suatu
cara atau jalan yang aman yang dapat diterima oleh perusahaan.Jika
ternyata bawahan Anda dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan cara-cara yangdapat
diterima tetapi tidak sesuai dengan cara Anda,maka sedapat mungkin biarlah
iamenggunakan cara tersebut.Sebaliknya jika ia ternyata tidak dapat
menyelesaikantugasnya,maka Anda perlu melakukan suatu perubahan,dengan membuat
suatu persetujuanantara Anda dan bawahan mengenai hal-hal yang mendasar dari
pekerjaan tersebut.
c.
Kenali
bawahan Anda
Sebagai atasan anda harus mengetahui kesanggupan dan bakat-bakat
anak buah Andadan menolong mereka
untuk menggunakan kemampuanya untuk disalurkan dalam pekerjaan.juga dituntut untuk mendorong usaha-usaha perbaikan diri bawahan,mengertikebutuhan
dan keinginan mereka.Sudah semestinya Anda mengenal bawahan Anda.Jika tidak
secara pribadi sekurang-kurangnya Anda mengenal karakter-karakter penting yang
berguna bagi produktivitas bawahan tersebut.Beberapa Supervisor / Manajer merasa takut untuk mengenal lebih dekat bawahanya ,karena dengan kedekatannya itu maka mereka akan menjadi terlalu lunak dansalah
menilai prestasi bawahan.Pendapat semacam itu sebenarnya merupakan
suatukekeliruan,karena mengenali seseorang dan menghargai kepribadian serta
keunikan yangdimilikinya tidaklah berarti bahwa Anda tidak menuntut ia untuk
bekerja dengan sebaik- baiknya sesuai dengan aturan yang berlaku.
.
Beri Kesempatan
Kesalahan-keslahan yang
dilakukan bawahan dalam bekerja jarang sekali berakibat fatalArtinya dari
sekian banyak kesalahan yang munkin dilakukan masih terdapat peluang
untukdiperbaiki dan diberikan kesempatan untuk berubah,janganlah semata-mata
memberikan
hukuman kepada bawahan yang kebetulan melakukan kesalahan,tapi
tolong diberikankesempatan kedua untuk memperbaiki dirinya.Jika Anda memang
sudah menyerah terhadap kemungkinan perbaikan ,merasa
bahwa pekerjaanya sangat tidak memuaskan dan tidak mungkin lagi dapat memaksimalkan pekerjaan
tersebut ( meski sudah dilakukan bimbingan dan
pelatihan),janganlah berpura-puramenolongnya dan hentikanlah melakukan
kritik yang konstruktif,karena semua itu tidak
akan berguna lagi.Katakanlah kepadanya dengan terus terang bahwa pekerjaan yang dilakukantidak
berhasil.
3.5 Delegasikan tanggung jawab
Salah satu hal penting dari sifat-sifat atasan adalah
bagaimana ia dapat mendelegasikanatau mewakilkan tanggung jawab dan wewenang
kepada bawahanya ,seorang atasan
yang buruk tidak akan pernah mau dan mampu mendelegasikan tanggung jawab dan wewenangkepada
bawahanya ,Sebaliknya atasan yang lemah akan terlalu mudah mendelegasikan
tanpaada pengawasan atau kontrol yang cukup.Sementara itu jika Anda atasan
yang baik maka delegasikan tanggung jawab danwewenang Anda dengan catatan atau
agenda yang memuat waktu penyelesaian
pekerjaantersebut.Mintalah laporan perkembnagan pekerjaan pada waktu-waktu tertentu dan lakukantindakan-tindakan
yang positif jika permasalahan muncul atau terjadi.
3.6 Patuhi Batasan-batasan Peran Anda
Sebagai atasan, Anda harusbmenyadari benar kemampuanAnda,Anda
tidak dapatmengubah semua hal sesuai dengan keinginan Anda.Anda hurus menyadari
bahwa Anda bukanlah dokter bedah otak yang
dapat mengoprasikan setiap orang sesuka hati
Anda,Anda juga bukanlah pendeta/ kiai bagi bawahan Anda dan Anda juga bukan ahli psikologi yangmenyembuhkan
berbagai masalah psikologinya.Anda adalah seorang pemimpin ,janganlahmemaksakan
diri untuk melakukan ketika ketiga hal tersebut,Salah-salah Anda
akan menjadikorbanya,
( Dr.Ir.Minto Waluyo.M.M
2012 Psikologi Industri)
2.
Inpirational leadership/ MotivationPemimpin mendahulukan inspirasi
pada bawahanya ,antara lain dengan menentukanStandar-standar tinggi,memberikan
keyakinan bahwa tujuan dapat dicapai.Bawahanmerasa mampu melakukan tugas
pekerjaanya,mampu memberikan gagasan .merekamerasaDiberi inspirasi oleh
pemimpinanya.3.
Intellctual StimulationBawahan merasa bahwa pimpinan mendorong
mereka untuk memikirkan kembali carakerja mereka ,untuk mencari
cara-cara baru dalam melaksanakan tugas,merasa menda-Patkan cara baru
dalam mempersepsi tugas-tugas mereka.4. Individualized
considerationBawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus
oleh pimpinanya ,pemim- pin memperlakukan setiap bwahanya sebagai
seorang pribadi dengan kecakapan kebutuh-an,keinginanya masing-masing. Ia
memberikan nasehat yang bermakna memberikan pe-latihan yang
diperlukan dan bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka
pe-mimpin menimbulkan rasa mampu pada bawahanya bahwa mereka dapat melakukan
pe-ker jaanya untuk mencapai tujuan kelompok.5.
Idealized InfluencePemimpin
berusaha melalui pembicraan ,mempengaruhi bawahan dengan dengan mene-Kankan
pentingnya nilai-nilai pada keyakinan
(beliefs).Pemimpin memperhatikan keper-cayaan pada cita-citanya.Akhir -akhir ini
kepemimpinan transaksional dan kepemimpinantranformasional mulai banyak
dibicrakan dan diteliti.Seorang pemimpin dapat saja memili-ki aspaek-aspek
kepemimpinan transaksional tertentu dan aspek-aspek kepemimpinantransformasional
tertentu yang menonjol secara bersama ,antara lain yang berkaitan dengan
Aspek-aspek kewirausahawan (Prasetianti,1995)..Rufus Patti Wutun(1996) dan Munandar& Ruffus
Patti Wutun(1997).menemukan dalam penelitian mereka bahwa para
karyawandari bank-bank dengan peringkat tinngi,dibandingkan dengan karyawan
bank-bank denganPeringkat rendah,mempersepsikan pimpinan mereka memilki
ciri-ciri pemimpin tranfor-masional yang lebih jelas dan kuat.
Psikologi
social …..
Motivasi Kerja
Robbin (2002:55) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan
untuk melakukansebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan-tujuanorganisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi suatu kebutuhanindividual.Siagian (2002:94) mengemukakan bahwa dalam berorganisasi, termasukkehidupanberkarya
dalam organisasi bisnis, aspek motivasi kerja mutlakmendapat perhatianserius
dari para manajer. Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu:(1)
Filsafat hidup manusia berkisar pada prinsip “quit
pro quo”, yang dalam bahasaawam dicerminkan oleh pepatah yang
mengatakan “ada ubi ada talas, ada budi ada
balas.(2)
Dinamika kebutuhan manusia
sangat kompleks dan tidak hanya bersifatmateri,akantetapi juga bersifat
psikologis.(3) Tidak ada titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan
manusia.(4)Perbedaan karakteristik individu dalam organisasi atau
perusahaan.Mengakibatkan tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama
efektifnya untuksemua orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu
dan kondisi yang berbeda- beda. (1998), Soegiri (2004:27-28) dalam Antoni (2006:24) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untukmeningkatkan
gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki
olehmanajemen.Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal
mempunyai bentuk linear dalam artidengan pemberian motivasi kerja
yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan
hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang
ditetapkan. Gairah kerja sebagaisalah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara
lain dari tingkat kehadiran karyawan,tanggung jawab terhadap waktu kerja yang
telah ditetapkan. Mangkunegara (2005:101)mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua)
teknik memotivasi kerja pegawai yaitu:(1)
Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, bahwa
pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari
perilaku kerja.(2)
Teknik komunikasi persuasif, adalah merupakan salah satu teknik
memotivasikerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara
ekstralogis.T
eknik ini dirumuskan dengan istilah
“AIDDAS” yaitu Attention
(perhatian), Interest(minat), Desire (hasrat),
Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan),
dan Satisfaction(kepuasan). Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus
memberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan
dari suatu pekerjaan agar timbul minat pegawai
terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul minatnya maka hasratnya akan menjadi kuat untukmengambil
keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang
diharapkanoleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan motivasi
tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.-
Jurnal Brahmasari:
Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi 125
mereka diantara karyawan sendiri, keluarga dan
masyarakat.Menurut Simamora (2006)
padaumumnya komponen kompenasi dapat dibagi menjadi kompensasi langsung (directcompensation)
dan kompensasi tidak langsung (indirect compensation). Kompensasi
finansiallangsung (direct financial compensation) terdiri dari bayaran (pay)
yang diperoleh seseorangdalam bentuk gaji, upah, bonus. Kompensasi finansial
tidak langsung (indirect financialcompensation) yang disebut dengan tunjangan
meliputi semua imbalan finansial yang tidaktercakupdalam kompensasi langsung.
Kompensasi non finansial (nonfinancial compensation)terdiri atas kepuasan kerja
yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau darilingkungan
psikologis di mana orang itu bekerja. Tipe kompensasi non finansial meliputikepuasan
yang didapat dari pelaksanaan tugas yang signifikan yang berhubungan
dengan pekerjaan.Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur
sedemikian rupa sehinggamerupakan sistem yang baik dalam organisasi (Simamora,
2006). Perusahaan memberikankompensasi dengan harapanadanya rasa timbal balik
dari karyawan tersebut untuk bekerjadengan prestasi yang baik. Hasibuan (2006)
menyatakan bahwa kompensasi yang diterapkandengan baik akan memberikan motivasi
kerja bagi .Kompensasi yang diberikan harus layak,adil, dapat diterimakan, memuaskan,memberi motivasi kerja, bersifat penghargaan dan sesuai dengan kebutuhan (Lewa &Subowo,
2005). Pemberian kompensasi akan memberikan manfaatkepada kedua belah
pihak, baik kepada pihak perusahaan maupun kepada pihak karyawan.Kepemimpinan menurut
Terry dalam Davis(1985) “Leadership is the relationship
in which one person, or the leader,
influences others to worktogethet willingly on related tasks to
attain that which the leader
desires”, kepemimpinan adalah proses mendorong
dan membantu or
ang lain untuk
bekerjadengan antusias guna mencapai tujuan. Nasution (1994) mengemukakan bahwa
seorang pemimpin harus mengembangkan suatu gaya dalam memimpin bawahannya. Suatu gayakepemimpinan
dapat dirumuskan sebagai suatu pola perilaku yangdibentuk
untuk diselaraskan dengan kepentingankepentingan organisasi
dan karyawan
untukdapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Thoha (2007) mengemukakan ada beberapagaya
kepemimpinan, diantaranya adalah gaya kepemimpinan situasional, yaitu
gayayang
didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut ini: 1) jumlah petunjuk dan pengarahan yangdiberikan
oleh pimpinan, 2) jumlah dukungan emosional yang diberikan oleh pimpinan, 3)
tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut dalam melaksanakan
tugas khusus, fungsiatau tujuan tertentu. Menurut teori kontingensi dari
Fiedler dalam Sujak (1990),kepemimpinan yang berhasil bergantung pada penerapan
gaya seorang pemimpin terhadaptuntutan situasi. Aplikasi gaya kepemimpinan,
dalam proses adaptasi terhadap situasi dapatmenempuh suatu proses: 1) memahami
gaya kepemimpinannya, 2) mendiagnosa suatusituasi, dan 3) menerapkan gaya
kepemimpinan yang relevan tuntutan situasi. Teorikepemimpinan
situasional yang dikembangkan oleh Robert House
yang disebut the path
goal theory dalam kutipan Sujak (1990) mengemukakan pada
teori“pengharapan” dalam
motivasi yang menyatakan
bahwa orang akan termotivasi oleh dua harapan berupakemampuannya untuk
mengerjakan suatu tugas dan rasa percayanya bahwa jika pegawaitersebut dapat
mengerjakan tugas dengan baik akan memperoleh hadiah yang berhargabagidirinya.
Menurut House, bila pemimpin memberi dorongan yang lebih
besar terhadap pemenuhan harapan tersebut, maka semakin besar pula prestasi yang akan diperoleh para pegawainya. House dalam Sujak (1990) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yangmenjadi perilaku
seorang pemimpin yaitu:1) kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi,2)
kepemimpinan direktif3) kepemimpinan partisipatif,4) kepemimpinan
suportif.Teori yang dikemukakan oleh House ini menyatakan bahwa antara pemimpin dengan bawahan dituntut komunikasi yang efektif, berupa dorongan dari pemimpin kepada pegawainya dalam mempertemukan antara tugas-tugas yang akan dikerjakan bawahandengan
harapan-harapan yang ada pada pemimpin.Kepemimpinan situasional menggunakandua
dimensi kepemimpinan yang sama seperti dikenali oleh Fiedler: perilaku tugas
danhubungan.Tetapi Hersey dan
Blanchard (1982) melangkah lebih jauh dengan mempertimbangkanmasing-masing
dimensi sebagai tinggi atau rendah dan kemudian menggabungkan semuanyamenjadi
empat perilaku pemimpin yang spesifik: memberitahukan, menjual, berperan
serta,dan mendelegasikan (telling, selling, participating, delegation). Gaya
kepemimpinan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan
(Fadli, 2004).
Gaya kepemimpinan
yang baik akan berdampak pada kinerja karyawan yang
tinggi.Penelitian yang dilakukan Smat (2005) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan.(
42 Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahawan , VOL.13, NO. 1, Maret2011: 40-45

Komentar
Posting Komentar